Sekolah Kopi Coffea Indonesia Angkat Potensi Kopi yang Berasal dari Jateng
Oleh : JATENGKOTA | on
JATENGKOTA, SEMARANG - Dalam rangka ingin lebih memperkenalkan (mengangkat) potensi kopi yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Tengah, tercetuslah ide untuk membuka Sekolah Kopi yang diberi nama "Coffea Indonesia".
Adapun soft launching berlangsung selama dua hari yaitu Sabtu-Minggu (26-27) Oktober 2019, di Trans Studio Mini Banyumanik Semarang.
Hal tersebut, disampaikan oleh salah satu Trainer Coffea Indonesia, Helmy Nor Amien, saat ditemui JATENGKOTA, Minggu (27/10/2019).
Dikatakan, melalui kegiatan Fun Battle Manual Brew tingkat SMA dan SMK, pihaknya ingin memperkenalkan kalau di Semarang (Jateng) sudah ada sekolah barista dan ada satu institusi yang membantu menyelenggarakan sertifikasi barista.
Tujuan lain melalui kegiatan ini, adalah ingin mengangkat kopi-kopi di Jateng.
Mengapa kopi Jateng? Karena banyak kedai-kedai kopi meski lokasi nya di Jateng, tapi mereka menggunakan bahan kopi bukan dari Jateng.
Jadi kopi yang dari Klaten, Solo, Karanganyar, sekitar Semarang, tidak terangkat.
Masyarakat lebih mengenal kopi Gayo, Toraja, dan lain-lain.
Sehingga ketika dibuat sekolah kopi tersebut, pihaknya menggunakan materi kopi dari produk Jateng.
"Sampai saat ini meski sekolah kopi belum dibuka, tapi sudah ada yang mendaftar baik individual atau institusi.
Nantinya kami akan mengajarkan bagaimana cara menyajikan kopi yang baik, aspek keselamatan, kebersihan, dan lain-lain. Jadi tidak hanya menyeduh kopi saja, tapi mempelajari secara keseluruhan," jelas Helmy, pada JATENGKOTA, Minggu (27/10/2019).
Pada kegiatan Fun Battle Manual Brew, diikuti kurang lebih sekitar diatas 50 peserta, diisi dengan beberapa acara seperti battle menual brew, edukasi kopi, talkshow, dan soft launching sekolah kopi di Semarang.
Melihat lokasi nya di tempat hiburan (rekreasi) dan menyasar segmen anak-anak muda, mereka antusias nya sangat baik karena sambil bermain mereka bisa tanya-tanya tentang kopi.
Sekaligus mengetahui kopi tidak hanya menyeduh saja tapi juga bisa dijadikan lahan mencari penghasilan.
Helmy menyebut, pihaknya memprediksi potensi kopi sampai beberapa tahun kedepan masih cukup bagus.
"Kedai kopi tumbuh cukup masif di Semarang, saya melihat ini merupakan potensi anak-anak muda untuk belajar menjadi barista, join, atau mendirikan kedai sendiri.
Perlu diketahui, usaha kopi itu mudah selama bisa menyalakan kompor, dimulai dari situ dulu," ujarnya.
Ditambahkan, Helmy berharap, sekolah kopi ini nantinya bisa menjembatani barista-barista di Jateng untuk mendapatkan standar.
Tidak hanya itu, tapi juga sama-sama mengangkat kopi Jateng dan mengenalkan bahwa kopi adalah salah satu alternatif yang bisa dijasikan profesi.
Trainer Coffea Indonesia, Bonny Bagus Sulistioraharjo menambahkan, pada sekolah kopi nantinya terbagi menjadi beberapa kelas, yaitu kelas Fun yang dianjurkan bagi pemula.
Setelah itu lanjut ke kelas Basic dan terkahir kelas Intermediate (paket lengkap).
Bonny menjelaskan, pihaknya tidak bisa langsung memberikan peserta kelas yang tidak sesuai kemampuan mereka.
Jadi memang benar-benar disesuaikan supaya dalam penyerapan materi juga mudah diterima karena setiap kelas memang berbeda materinya.
"Jadi semisal peserta hanya ingin menyeduh kopi di rumah saja tapi rasanya yang enak bisa ambil kelas Fun.
Semisal peserta serius ingin membuka kedai kopi bisa mengambil kelas Intermediate (paket komplit) karena diajarkan dari awal sampai siap membuka kedai kopi sendiri," jelasnya.
Kelas sekolah kopi ini memang tidak ada batasan usia, jadi bisa dari anak-anak, remaja, dewasa, dan seterusnya.
Namun, kalau untuk mendapat sertifikasi kompetensi memang ada batasannya yaitu minimal sudah SMA, tapi kalau untuk belajar tidak ada batasan usia.
"Biaya sendiri untuk kelas Fun sekitar Rp 150 ribu per orang durasi 60 menit (sehari). Lalu untuk kelas Basic, biaya Rp 1,5 juta per orang durasi 540 nenit (dua hari), dan terakhir kelas Intermediate biaya Rp 3 juta per orang durasi 1.440 menit (tiga hari).
Adapun untuk sertifikasi biaya Rp 4 juta minimum 10 peserta," tandasnya. (dta)
Bagikan Ke : Facebook Twitter Google+
Baca Juga
- » Jamaah Haji Asal Batang Tiba, Dinkes Siapkan 5 Ambulan dan Tempat Isolasi Terpusat
- » Polres Kudus Ungkap Peredaran Uang Palsu Senilai Rp 6,5 juta
- » Sakit Ruben Onsu dan Sarwendah Ternyata Jadi Kelemahan Betrand Peto: Semuanya Blank
- » Ada 15 Kecamatan di Banyumas Berpotensi Terdampak Bencana Pergerakan Tanah
- » Gajahmungkur Manfaatkan Taman untuk Pelayanan Publik Akhir Pekan, Pemohon Naik Drastis