Anda sedang membaca 5.991 Napi di Jawa Tengah Terima Remisi HUT ke-75 RI, 93 Orang di Antaranya Langsung Bebas - JATENGKOTA mohon pertahankan, kami selalu update berita terbaru hari ini singkat, padat dan terpercaya.

JATENGKOTA, SEMARANG - Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah memberikan remisi atau pengurangan masa pidana kepada 5.991 narapidana yang tersebar di seluruh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) maupun Rumah Tahanan (Rutan) di Jawa Tengah.

Remisi diberikan dalam rangka HUT ke-75 RI, Senin (17/8/2020). Dari total penerima remisi, 93 narapidana di antaranya menerima remisi umum II atau langsung bebas karena masa pidananya telah habis atau selesai.

"5.898 narapidana menerima remisi umum I atau tidak langsung bebas. Karena masa pidana masih setelah dikurangi remisi. Sedangkan 93 narapidana langsung bebas," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, Priyadi, dalam keterangannya.

Besaran remisi yang diberikan kepada setiap narapidana berkisar antara 1-6 bulan. Priyadi menuturkan, para narapidana yang memperoleh remisi tersebut harus memenuhi syarat substantif dan administratif yang telah ditentukan.

Syarat yang dimaksud yaitu berkelakuan baik dibuktikan dengan tidak sedang menjalani hukuman disiplin dalam kurun waktu 6 bulan terakhir. Kemudian, telah mengikuti program pembinaan yang diselenggarakan oleh pihak Lapas atau Rutan dengan predikat baik.

"Narapidana tersebut juga telah menjalani masa pidana selama 6 bulan, untuk narapidana dewasa. Sedangkan untuk narapidana anak, telah menjalani masa pidana 3 bulan," jelasnya.

Priyadi merinci, penerima remisi didominasi narapidana umum yang jumlahnya mencapai 3.697 orang. Kemudian narapidana narkotika 2.238 orang, dan narapidana terorisme 23 orang.

Kemudian narapidana korupsi ada 19 orang, narapidana illegal loging 8 orang, narapidana pencucian uang 4 orang dan illegal trafficking 2 orang.

"Remisi tidak diberikan kepada narapidana yang menjalani cuti menjelang bebas, menjalani pidana kurungan pengganti pidana denda, menjalani hukuman disiplin, pidana seumur hidup dan pidana mati," tandasnya. (*)