Suka Makan Tanah, Balita di Tegal Terlihat Gemuk, Ini Kata Dinas Kesehatan
Oleh : JATENGKOTA | on
JATENGKOTA,TEGAL - Dinas Kesehatan Kota Tegal bersama Puskesmas Debonglor, mendatangi kediaman balita yang doyan makan tanah dan serpihan pasir dari tembok, Senin (13/9/2021).
Dia adalah VF, balita berusia tiga tahun.
Kediamannya beralamat di RT 03 RW I Kelurahan Debonglor, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.
Anak dari pasangan Carmo (50) dan Umrotun Khasanah (40) itu, diketahui suka makan tanah sejak satu setengah tahun lalu.
Kepala Puskesmas Debonglor, dr Fikrie El Mujahid menjelaskan, kebiasaan makan tidak wajar yang dialami balita VF tersebut bernama Pica.
Gangguan makan terhadap makanan yang bukan makanan atau tidak memiliki nilai gizi.
Penyebabnya bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalkan karena tidak ada pilihan makanan atau karena ada keterbatasan mental.
"Bisa jadi karena tidak ada pilihan makanan yang tersedia. Karena usia tersebut, fase-fase oralnya masih tinggi. Apa saja inginnya dimakan," jelas Fikrie kepada JATENGKOTA.
Fikrie mengatakan, kondisi balita tersebut secara umum dilihat dari kasatmata, nampak normal.
Postur tubuhnya normal, begitu juga dengan aktivitas gerakan motoriknya.
Sementara dampak dari mengonsumsi tanah dan serpihan pasir dari tembok tersebut belum diketahui secara pasti.
Tetapi terkadang si balita mengalami keluhan sakit perut.
"Untuk memastikan rencana hari ini akan kita bawa ke rumah sakit dengan didampingi petugas puskesmas," ujarnya.
Fikrie mengatakan, pihaknya akan melakukan pemantauan secara rutin terhadap VF.
Petugas dari puskesmas akan mendatangi rumah balita tersebut secara berkala untuk memastikan kondisi gizinya.
"Kalau pertumbuhan si anak normal, bahkan cenderung gemuk. Tapi kan akan terus memantau status gizinya agar tetap stabil," jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal, dr Sri Primawati Indraswari mengatakan, kondisi balita tersebut saat ini secara kasatmata memang normal.
Tetapi pihaknya juga memastikan, akan memberikan edukasi terhadap kedua orangtua VF.
Prima menilai, orangtua harus bisa mengawasi apa yang dikonsumsi oleh anaknya.
Karena mengonsumsi makanan yang tak lazim seperti tanah, itu akan menggaggu pertumbuhan anak. Termasuk membuat anak menjadi cacingan.
"Akan kami fokuskan melalui pedampingan dari puskesmas. Lalu kami berikan edukasi pada orangtuanya," katanya. (fba)
Bagikan Ke : Facebook Twitter Google+
Baca Juga
- » Jamaah Haji Asal Batang Tiba, Dinkes Siapkan 5 Ambulan dan Tempat Isolasi Terpusat
- » Polres Kudus Ungkap Peredaran Uang Palsu Senilai Rp 6,5 juta
- » Sakit Ruben Onsu dan Sarwendah Ternyata Jadi Kelemahan Betrand Peto: Semuanya Blank
- » Ada 15 Kecamatan di Banyumas Berpotensi Terdampak Bencana Pergerakan Tanah
- » Gajahmungkur Manfaatkan Taman untuk Pelayanan Publik Akhir Pekan, Pemohon Naik Drastis