Fokus: Akhir Pandemi
Oleh : JATENGKOTA | on
Tajuk Ditulis Oleh Wartawan Tribun Jateng, MOH ANHAR
JATENGKOTA - PEMERINTAH memang belum memberi keputusan bahwa pandemi telah berakhir. Namun, pernyataan Presiden Jokowi beberapa waktu, masker boleh dilepas di luar ruangan mendapat respons beragam.
Umumnya masyarakat menyambut baik pernyataan tersebut. Ini mengingat selama pandemi, pemerintah berulang kali menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat.
Dalam penerapan PPKM itu, kegiatan berkerumun dilarang, bahkan termasuk kegiatan beribadah dengan jumlah jemaah yang banyak di tempat ibadah.
Sekolah-sekolah ditutup dan, gantinya, para pelajar mengikuti pembelajaran dari rumah secara daring. Para pekerja diimbau work from home (WFH). Objek wisata hingga mal diminta tutup.
Kita tentu berharap situasi tersebut segera menjadi kenangan saja. Dan, situasi sudah bisa kembali normal lagi sedia kali. Covid-19 pergi dan aktivitas ramai kembali.
Lebaran 2022 lalu sebagai momen yang sangat melegakan. Apa pasal? Dua kali Lebaran, 2020-2021, pemerintah melakukan pelarangan mudik. Mudik yang sudah menjadi aktivitas wajib tahunan itu lantas menjadikan kita merasa ada momentum yang menghilang.
Lalu, di tahun ini, secara berangsur, keramaian-keramaian sudah nampak di sejumlah tempat. Masjid bisa penuh salat tarawih saat Ramadan lalu. Aturan tes di sejumlah bandara besar, seperti Hari Raya Idulfitri terasgrengseng-nya. Masa mudik menunjukkan jutaaan keluarga melakukan perjalaan pulang ke kampung halaman.
Tol nampak terlihat antean mengular di sejumlah tiitk. Bahkan macet panjang dan waktu yang dibutuhkan tambah lama tak terelakkan.
Dan, sebentar lagi jemaah haji Indonesia bisa berangkat ke Tanah Suci menunaikan rukun Islam kelima. Sementara untuk ibadah umrah, jemaah asal Indonesia sudah bisa menikmati pemberangkatannya.
Di Tanah Suci, sama halnya di Indonesia, pembatasan kerumunan orang juga dilakukan selama pandemi.
Antusiasme elemen masyarakat begitu tinggi. Semula yang dilakukan penutupan, kini sudah dibuka.
Kita memang pantas untuk bersyukur. Ini perkembangan positif. Meski demikian, upaya menjaga diri dengan protokol kesehatan, seperti penggunaan masker, masih tetap digaungkan.
Pelaku wisata menangkap peluang dilonggarkannya aktivitas-aktivitas di masa pandemi.
Kota Semarang yang sebelumnya dikenal sebagai kota industri jasa dan perdagangan, secara perlahan potensi-potensi wisata mulai di Lirik. Bila wisata di Kota Semarang ingin lebih berkembang, maka potensi-potensi yang ada terus digarap.
Menarik, pengarapan potensi wisata ini dijuga dilakukan oleh elemen masyarakat. Misal terdapat komunitas pemandu wisata. paket-paket perjalanan, juga sudah ditawarkan.
Wisata bisa maju bila digerakkan banyak pihak. Mereka saling bahu-membahu, melakukan tindakan sesuai tupoksi masing-masing.
Wisata memang satu bidang ekonomi yang turut terpuruk. Penutupan objek wisata demi menghindari kerumunan telah memberi efek bola salju. Buka hanya pengelola merugi karena tak memperoleh pendapatan. Warga yang menggantungkan hidupnya di objek wisata, antara lain warung makan dan toko suvenir.
Mal-mal bisa beroperasional secara normal waktu bukanya. Demikian pula sentra-sentra ekonomi lain.Kita berharap pandemi ini bisa berakhir dan apa yang terjadi dua tahun terakhir hanya menjadi cerita masa lau. (*)
Bagikan Ke : Facebook Twitter Google+
Baca Juga
- » Segini Tarif Biaya Coaching Clinic Bersama Ronaldinho di Malang: Dapat Foto dan Tandatangan
- » Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini 26 Juni 2022, Taurus Hubunganmu Butuh Kejujuran
- » Kalender Jawa Hari Ini, Bulan Juni 2022 Tanggal 26 Minggu Pon
- » Kunci Jawaban Kelas 4 Tema 9 Halaman 1, 4, 7, 10, 11, 12, 13 Energi Listrik dan Air
- » Chord Gitar Sekali Ini Saja Glenn