Transisi Menuju Endemi, Batik Siputri Kini Andalkan Pemasaran Digital
Oleh : JATENGKOTA | on
JATENGKOTA, SEMARANG - Masa transisi pandemi covid-19 menuju endemi saat ini mulai dimanfaatkan pelaku UMKM untuk kembali mendongkrak penjualan.
Hal itu termasuk bagi pelaku usaha bidang fesyen yang kini mulai melakukan berbagai persiapan, setelah beberapa waktu sebelumnya sempat memanfaatkan momentum untuk produksi masker di tengah tingginya kebutuhan masyarakat terhadap produk itu.
"Untuk masker sekarang kami sudah tidak memproduksi lagi, hanya tinggal menjual stok yang ada, karena dari segi penjualan sudah berkurang jauh. Kalau dulu per bulan bisa menjual ratusan sampai ribuan pcs, sekarang hanya puluhan, karena orang sudah mulai tidak beli lagi. Jadi kami mulai mengatur strategi lain," kata satu pelaku UMKM di Kota Semarang, Putri Merdekawati, Jumat (20/5).
Berkaca pada saat pandemi covid-19 merebak, menurut dia, telah terjadi perubahan tren konsumen yang di antaranya beralih transaksi ke digital.
Di Batik Warna Alam Siputri, Putri mengaku, penggunaan teknologi digital membuat produknya telah menjangkau konsumen lebih luas, bahkan hingga luar negeri.
Ia menyebut, tren itu akan terus berlangsung meski kondisi sudah mulai normal. Sehingga, saat ini merupakan momentum tepat untuk mengoptimalkan teknologi digital dalam menjangkau pasar global.
"Ekspor sudah ke Kanada, Jerman, Singapura, dan Dubai. Kalau dulu digital tidak tersentuh, (kami) hanya mengandalkan pameran offline. Sekarang justru dengan adanya pandemi, mau tidak mau mengoptimalkan digital," jelasnya.
"Dari (pandemi-Red) itu kami mulai mendapat buyer luar negeri secara digital, dan sekarang dari Indonesia sudah mulai ada pameran-pameran offline, cukup membantu penjualan juga," ujarnya.
Di sisi lain, Putri mengakui, di masa transisi ini penjualan batik warna alam di tempatnya belum 100 persen pulih. Namun, ia bersyukur usahanya tetap bisa bertahan hingga saat ini.
"Sekarang penjualan agak naik lagi, sejak Lebaran kemarin antara 10-20 persen. Sementara menuju pulih masih sekitar 70 persen, karena mungkin daya belinya belum stabil banget."
"Untuk strateginya, sekarang yang pasti karena sudah mulai kecanduan digital, jadi kami mau menggenjot penjualan digital, karena itu segmen market yang kami tuju. Segmennya tetap sama, yaitu pria maupun wanita, tapi model bajunya dan tren warnanya mengikuti generasi yang melek digital. Model-model kami perbarui," terangnya. (idy)
Bagikan Ke : Facebook Twitter Google+
Baca Juga
- » Segini Tarif Biaya Coaching Clinic Bersama Ronaldinho di Malang: Dapat Foto dan Tandatangan
- » Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini 26 Juni 2022, Taurus Hubunganmu Butuh Kejujuran
- » Kalender Jawa Hari Ini, Bulan Juni 2022 Tanggal 26 Minggu Pon
- » Kunci Jawaban Kelas 4 Tema 9 Halaman 1, 4, 7, 10, 11, 12, 13 Energi Listrik dan Air
- » Chord Gitar Sekali Ini Saja Glenn