4 Rudal Rusia Hantam Pemukiman Kyiv, Banyak Orang Tertimbun Reruntuhan Bangunan
Oleh : JATENGKOTA | on
JATENGKOTA, KYIV - Pasukan Rusia terus menggempur jantung pertahanan Ukraina, menyusul kemenangan besar di wilayah timur, dengan telah dikuasainya Severodonetsk pada Sabtu (25/6).
Terbaru, empat ledakan terdengar di ibu kota Ukraina, Kyiv pada Minggu (26/6) pagi waktu setempat. Wartawan AFP melaporkan sebuah kompleks perumahan di dekat pusat kota Kyiv telah dihantam rudal, menyebabkan kobaran api dan awan asap kelabu.
Ledakan itu terjadi sekitar pukul 06.30 (0330 GMT), setengah jam setelah sirene serangan udara terdengar di ibu kota Kyiv, yang tidak pernah dibombardir Rusia selama hampir tiga minggu terakhir.
Akibat serangan itu, lima orang dikabarkan terluka, dan banyak orang terkubur di bawah puing bangunan.
Seorang sumber yang tinggal di kompleks perumahan yang sama dengan wartawan AFP mengaku mendengar juga dengungan keras sebelum muncul suara ledakan.
Dilansir Al Jazeera, apartemen sembilan lantai di distrik Shevchenkivskiy terbakar dan mengalami kerusakan, demikian layanan darurat mengatakan pada Minggu (26/6).
Di Telegram, Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko mengatakan, beberapa ledakan telah terjadi di distrik Shevchenkivsky.
"Ambulans dan penyelamat berada di lokasi. Di dua gedung, penyelamatan dan evakuasi warga sedang berlangsung," katanya, dikutip dari AFP.
Klitschko menambahkan seorang gadis berusia tujuh tahun dievakuasi dari bawah puing-puing dan petugas penyelamat berusaha menyelamatkan ibunya.
Asap tebal terlihat di area perumahan yang terkena dampak, yang ditutup oleh polisi. Lebih banyak orang diperkirakan terperangkap di bawah bangunan yang runtuh.
Distrik bersejarah Shevchenkivskiy, satu lingkungan pusat Kyiv, adalah rumah bagi sekelompok universitas, restoran, dan galeri seni.
Klitschko menuduh Rusia menyerang ibu kota untuk mengintimidasi Ukraina menjelang pertemuan puncak NATO di Madrid pada 28-30 Juni, di mana aliansi transatlantik diperkirakan akan membahas dukungan militer dan keuangan ke Ukraina.
Charles Stratford dari Al Jazeera, melaporkan dari lokasi serangan, total empat rudal dijatuhkan di ibu kota.
“Seorang wanita (terluka) telah dibawa pergi bersama suaminya. Suaminya tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan,” kata Stratford.
Adapun, Rusia telah sepenuhnya menguasai Severodonetsk pada Sabtu (25/6). Hal itu diungkapkan Wali Kota Ukraina Timur, Oleksandr Stryuk.
Ia membenarkan kekalahan terbesar Ukraina setelah berminggu-minggu bertempur dan mempertahankan kota strategis dan simbol perlawanan bagi Kyiv.
Dilansir Al Jazeera, Rusia juga menghujani Ukraina bagian barat, utara, dan selatan dengan rudal pada Sabtu (25/6). Jatuhnya Severodonetsk merupakan kemenangan terbesar Rusia sejak merebut pelabuhan Mariupol bulan lalu.
"Kota ini sekarang berada di bawah pendudukan penuh Rusia," kata Wali Kota Oleksandr Stryuk, di televisi nasional.
Menurut dia, siapa pun yang tertinggal tidak bisa lagi mencapai wilayah yang dikuasai Ukraina, karena kota itu secara efektif terputus.
Stryuk melanjutkan, warga sipil mulai mengevakuasi dari pabrik kimia Azot, tempat beberapa ratus orang bersembunyi dari serangan Rusia.
"Orang-orang ini sudah hampir tiga bulan hidup di ruang bawah tanah, tempat penampungan. Itu sulit secara emosional dan fisik," ungkapnya, seraya menambahkan bahwa mereka sekarang membutuhkan dukungan medis dan psikologis.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov mengatakan, upaya Ukraina untuk mengubah pabrik kimia Azot di kota itu menjadi pusat perlawanan lain telah digagalkan.
“Sebagai hasil dari operasi ofensif yang sukses, unit-unit milisi rakyat LPR [Republik Rakyat Luhansk], dengan dukungan pasukan Rusia, sepenuhnya membebaskan kota-kota Severodonetsk, serta desa-desa terdekat di Borivske, Voronove, dan Syrotyne,” katanya.
"Semua wilayah di tepi kiri sungai Donets dalam batas wilayah Luhansk berada di bawah kendali pasukan Rusia dan pro-Rusia," tambahnya.
Separatis pro-Moskwa mengatakan, pasukan Rusia dan pro-Rusia menguasai pabrik Azot dan telah mengevakuasi lebih dari 800 warga sipil yang berlindung di sana.
"(Pasukan) mengambil kendali penuh dari zona industri pabrik Azot", kata perwakilan separatis Andrei Marochko di Telegram.
Juru bicara separatis lainnya, Ivan Filiponenko, berujar bahwa sekitar 800 warga sipil yang berlindung di pabrik selama berminggu-minggu pertempuran telah dievakuasi.
Setelah Severodonetsk dikuasi Rusia, jika Lysychansk juga direbut pasukan Moskwa maka akan secara efektif memberi mereka kendali atas wilayah Luhansk, dan memungkinkan mereka untuk masuk lebih jauh ke Donbass.
Rusia ke depan akan terus maju dan merebut lebih banyak tanah di tepi seberang sungai Siverskyi Donetsk, di mana kota kembar Severodonetsk, Lysychansk berada.
Lysychansk dan Severodonetsk telah menjadi titik fokus serangan Rusia yang bertujuan untuk merebut semua wilayah Donbas, Ukraina timur, dan menghancurkan militer Ukraina yang mempertahankannya, segmen angkatan bersenjata negara yang paling mampu dan paling tangguh dalam pertempuran.
Kedua kota dan daerah sekitarnya adalah kantong besar terakhir perlawanan Ukraina di provinsi Luhansk, 95 persen di antaranya berada di bawah kendali separatis Rusia dan lokal.
Pasukan Rusia dan separatis juga menguasai sekitar setengah dari Donetsk, provinsi kedua di Donbas. (Kompas.com/Tribunnews)
Bagikan Ke : Facebook Twitter Google+
Baca Juga
- » UPDATE : Sosok J Asisten Rumah Tangga Cilacap Yang Meninggal Dunia di Rumah Majikannya
- » 1.271 Buruh Pabrik Rokok di Semarang Terima BLT DBHCHT Rp 300 Ribu Per Bulan
- » Rumah Dinas Kabareskrim Komjen Agus Ditembaki Orang Misterius Terkait Ferdy Sambo, Cek Faktanya
- » Polisi Tangkap Pelaku Pembacok Pelajar di Jalan Suratmo, Korban Butuh Donasi untuk Biaya Perawatan
- » Nakes di Karanganyar Mulai Terima Booster Kedua