Mungkinkah Ajudan Seperti Brigadir J Berani Masuk Kamar Jenderal? Susno Djuadji Cerita Pengalamannya
Oleh : JATENGKOTA | on
JATENGKOTA -- 'Keberanian' Brigadir J masuk kamar prribadi bosnya masih menjadi tanda tanya.
Banyak yang meragukan seorang ajudan memiliki keberanian trsebut.
Kuasa Hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak meyakini bahwa almarhum tidak mungkin berani masuk ke dalam kamar pribadi Irjen Ferdy Sambo dan melakukan pelecehan terhadap istrinya, Putri Candrawathi.
Menurut Kamaruddin Simanjuntak, berdasarkan pengalamannya mengenal banyak jenderal, hubungan ajudan dengan atasannya itu sangat terbatas.
Bahkan menurut dia, ada temannya yang tiga tahun menjabat sebaga
i ajudan, mengatakan bahwa melihat hendel pintu kamar majikannya pun tidak berani.
Sehingga, ia menduga bahwa Brigadir J tidak mungkin masuk ke dalam kamar Ferdy Sambo yang mana di dalamnya ada Putri Candrawathi, tanpa seizin atasannya.
Kamaruddin Simanjuntak ragu bahwa Brigadir J nekat melakukan pelecehan kepada istri atasannya tersebut.
Tak hanya itu, Kamaruddin Simanjuntak juga menyinggung soal senjata jenis Glock-17 yang digunakan oleh Bharada E untuk menembak Brigadir J.
Sebab menurut dia, hanya polisi setara Brigjen yang memilikinya.
Pendapat itu diamini oleh Kabareskrim Polri Periode 2008-2009, Komjen Pol (Purn) Susno Duaji, yang menyebut bahwa tidak mungkin seorang ajudan masuk kamar tanpa seizin atasannya.
Berdasarkan pengalamannya, Susno Duadji menyebut, ajudannya baru akan masuk ke dalam kamarnya jika diperintah oleh dirinya.
Kemudian soal kepemilikan senjata, ia menyebut bahwa ada SOP-nya untuk polisi dibekali senjata.
Pada tayangan Dua Sisi di Youtube tvOneNews, Jumat (5/8/2022), Kamaruddin Simanjuntak menjelaskan soal keyakinannya bahwa Brigadir J tidak mungkin nekat masuk ke dalam kamar istri Ferdy Sambo.
"Teman saya itu puluhan bahkan ratusan jenderal, mereka para ajudan kalau komunikasi dengan para atasannya itu bikin saya pusing, jawabnya cuma siap-siap saja.
Ditanya sudah makan, jawabannya cuma siap. Jadi saya berpikir, sebenarnya siap sudah makan atau belum," beber Kamaruddin Simanjuntak.
Ia pun menyebut bahwa ada batasan yang sangat jelas antara ajudan dan atasannya ini.
"Nah mereka itu cuma di pos-pos itu saja, tidak bisa masuk ke rumah utama. Tidak ada itu.
Malah ada teman saya polisi biasa 3 tahun jadi ajudan, nengok hendel pintu kamar bosnya aja gak berani itu menatap," tuturnya.
Kamaruddin Simanjuntak menyebut, dirinya tak yakin Brigadir J masuk ke kamar pribadi Ferdy Sambo tanpa izin atasan.
"Artinya Anda gak percaya Brigadir J masuk ke dalam kamar istri Kadiv Propam?," tanya host.
"Nggak lah, dia hanya disuruh sebagai yang betanggung jawab," kata Kamaruddin Simanjuntak lagi.
Kemudian ia juga menyinggung soal senjata Glock-17 yang dipakai Bharada E.
"Saya udah tahu Glock-17 ini kan buatan Austria, ini kan senjatanya para raja, minimal Brigjen dia," ungkap Kamaruddin.
Menanggapi hal itu, Susno Duadji pun menceritakan pengalamannya saat menjadi Kabareskrim dan dibekali ajudan.
"Kalau tidak ada kepentingan, dalam keadaan nomal tidak dipanggil, ya nggak mungkin lah (masuk kamar atasan)," kata dia tegas.
Namun ia menjelaskan, ada momen tertentu ajudan bisa masuk ke kamar pribadi atasannya.
"Kalau misalnya saya panggil, misalnya ini ada benda berat, misalnya barbel saya dari kamar pindahkan ke teras (baru masuk ke kamar). Artinya harus atas perintah," jelas dia lagi.
Ia pun menyebut, jika ada ajudan yang berani masuk ke kamar tanpa izin berarti sudah nekat dan siap kehilangan pekerjaannya.
"Tapi kalau dia masuk misalnya tanpa izin, nah ini berarti dia sudah tidak mau lagi ikut kita," kata dia.
"Memang artinya sopan santun ada, tapi kalau ada perintah baru masuk. Karena setiap masuk kan ada kepentingan," tambahnya.
Kemudian soal kepemilikan senjata oleh Bharada E selaku sopir Ferdy Sambo, ia pun memberikan tanggapan.
Susno Duadji pun mengakui bahwa saat itu sopirnya juga dibekali senjata.
"Sopir saya dulu pegang senjata karena pangkatnya Bintara, jenisnya revolver," kata Susno Duaji.
"Lazimkah sopir pegang Glock?," tanya host lagi.
"Bukan soal lazim atau tidak tapi kembali pada aturan, aturan kalau di hal-hal begini kepolisian itu diatur dalam SOP pemegangan senjata," jelas Susno Duaji.
Ia menuturkan, yang pertama, untuk bersenjata itu tergantung kepentingan tugasnya, penting atau tidak seorang polisi itu bersenjata.
"Kalau dia tukang masak saja gak perlu, kalau dia memang mengawal pimpinannya ini ke mana-mana dan pimpinannya ini punya jabatan strategis, mungkin dianggap penting," kata dia.
Namun ia pun mengakui bahwa senjata ini tidak bisa diberikan begitu saja kepada polisi.
"Harus ada tes psikologi. Kalau orang berangasan, gampang marah, itu gak boleh pakai senjata," tandasnya.
Selain tes psikologi, dilihat juga kemampuannya dalam memegang senjata tersebut.
"Nah setelah dia lulus itu baru dites kemampuannya pegang senjata atau tidak. Nah kalau dia nggak mau, nggak ngerti pelatuk senjata, gak ngerti memasukkan peluru, gak mungkin dia pegang senjata," jelasnya.
Kemudian terkait Bharada E yang memiliki senjata, ia pun mengakui kemampuan Brimob.
"Brimob itu pasukan tempurnya polri, jelas dia dilatih untuk bersenjata. Tapi kalau sudah kita sempitkan lagi kepada personil Bharada E, ini saya tidak bisa menilai kasus," tandasnya.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Tudingan Brigadir J Lecehkan Istri Ferdy Sambo, Susno Duaji : Ajudan Masuk Kamar Pasti Seizin Atasan
Bagikan Ke : Facebook Twitter Google+
Baca Juga
- » Solo Tetap di Hati meski ASEAN Para Games 2022 Berakhir, Presiden APSF: Sampai Jumpa Di Phnom Pehn!
- » Bisa-bisanya Satpam Kuras Saldo ATM Majikannya, Polisi Ungkap Caranya
- » Besok Puasa Tasua 7 Agustus 2022, Berikut Bacaan Niat dan Tata Caranya
- » Barito Putra Kalah 2-1, Dejan Antonic Geram dengan Hadiah Penalti Pertama PSIS
- » Ini Alasan Sergio Alexandre Tunjuk Marukawa Jadi Eksekutor Penalti Kedua PSIS Semarang