Wacana Reshuffle Menteri Berinisial M Dinilai Hanya Sekadar Sensasi
Oleh : JATENGKOTA | on Selasa, 20 April 2021 15:56 WIB
Laporan Wartawan JATENGKOTA, Fransiskus Adhiyuda
JATENGKOTA, JAKARTA - Wacana reshuffle kabinet menguat seiring adanya peleburan Kementerian Riset-Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta dibentuknya Kementerian Investasi.
Surat Presiden Nomor R-14/Pres/03/2021 perihal Pertimbangan Pengubahan Kementerian ini telah mendapat persetujuan DPR melalui Rapat Paripurna yang berlangsung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (9/4/2021).
Langkah presiden tersebut pun mendorong wacana reshuffle kabinet.
Direktur Eksekutif Indonesian Pubic Institute Karyono Wibowo menilai, langkah penggabungan dan pembentukan kementerian baru membuka celah berbagai kekuatan politik dengan mengkapitalisasi momentum untuk mendorong reshuffle kabinet.
Dalam kaitan ini, mungkin saja presiden memang sudah memiliki agenda untuk melakukan reshuffle terbatas, tidak terbatas pada kementerian baru.
"Boleh jadi ada pergeseran posisi menteri dan atau ada sejumlah menteri yang terdepak diganti dengan orang baru. Soal siapa yang akan menempati kementerian baru atau menteri yang bakal digeser ke posisi tertentu, tentu menjadi kewenangan presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan," kata Karyono dalam keterangannya kepada JATENGKOTA, Selasa (20/4/2021).
Selain itu, Karyono menilai, Presiden tentu sudah memiliki pertimbangan dan skema jika akan melakukan reshuffle.
Kendati demikian, semua berharap skema presiden dalam melakukan reshuffle atau menempatkan seseorang menempati kementerian yang baru bisa sejalan dengan harapan rakyat, yaitu menempatkan orang yang tepat dan memiliki integritas, kapabilitas, kompetensi dan totalitas dalam mengemban amanah untuk kemajuan bangsa.
"Menteri-menteri yang kinerjanya buruk yang harus dicopot atau jika ada menteri yang dinilai masih memiliki integritas tetapi tidak cocok di posisinya saat ini bisa digeser ke posisi yang sesuai dengan bidang keahliannya," jelasnya.
Sementara, terkait dengan wacana pergantian menteri berinisial M, menurut Karyono, itu merupakan pendapat spekulatif yang belum tentu benar.
"Wacana tersebut lebih sekadar sensasi," ucapnya.
Alasannya, jumlah menteri yang berinisial M cukup banyak di Kabinet Indonesia Maju ini.
Tidak hanya Moeldoko, Muhadjir Effendi, M Lutfi, dan Mahfud MD tetapi ada yang lain seperti Muhammad Tito Karnavian dan Muhammad Basuki Hadimuljono.
Justru, ia memprediksi beberapa menteri atau pejabat setingkat menteri yang memiliki nama depan M seperti Moeldoko, Mahfud MD, Muhammad Tito Karnavian, Muhammad Basuki Hadimuljono, masih dipertahankan dalam kabinet Indonesia Maju.
Terlepas dari kontroversinya, posisi mereka masih dibutuhkan Presiden Joko Widodo di pemerintahan.
"Untuk M Lutfi dan Muhadjir Effendi kemungkinannya peluangnya fifty-fifty. Mungkin saja akan dilakukan pergeseran ke pos-pos lain," jelasnya.
Bagikan Ke : Facebook Twitter Google+
Baca Juga
- » Surya Paloh Ungkap Hal Menarik yang Dibahas Jokowi dan Ketum Parpol sebelum Reshuffle Kabinet
- » Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Kaget Harga Bahan Pokok Naik, Ini Kata Politisi PAN
- » Zulkifli Hasan Jadi Menteri Perdagangan, PAN: Kita Tidak Seperti Kacang Goreng